Arsy Hermansyah (10), anak dari pasangan Anang Hermansyah dan Ashanty, sepertinya mulai lebih peduli dengan tampilannya.
Dia mengurangi konsumsi makanan manis dan lebih memilih jenis makanan yang lebih baik untuk kesehatannya.
Pada unggahan reels di Facebook The Hermansyah Family, tampak Arsy mengecap aroma kue nastar serta cokelat saat sedang menyantap irisan apel.
“Dia nyium nastar, nyium cokelat, tapi makannya pir. Kak, enggak papa cheat day hari ini weekend,” kata Ashanty dalam video tersebut.
Tetapi Arsy Hermansyah menolak dan memilih untuk terus mengonsumsi apel tersebut. Banyak warganet yang memberikan pujian atas pemilihan makanan Arsy.
Berbeda dari kebanyakan orang yang lebih memilih hidangan manis berkalori tinggi, Arsy justru memilih mengonsumsi buah-buahan yang memiliki nilai kesehatan lebih baik.
Namun, banyak warganet mengkritik pilihan tersebut karena Arsy masih dalam masa pertumbuhan dan dinilai tidak perlu menjalani diet hanya untuk menurunkan berat badan.
Tetapi, secara jujur, apakah anak berusia 10 tahun seharusnya menjalani diet untuk menurunkan berat badannya? Ini faktanya;
Melansir dari laman National Health Service (NHS) Inggris, pola makan ekstrem tidak disarankan bagi anak-anak.
Hal itu lantaran dapat menghalangi konsumsi nutrisi krusial yang dibutuhkan untuk perkembangan mereka.
Dokter biasanya menyarankan remaja putri untuk fokus membentuk pola hidup sehat dan menjaga bobot tubuh ideal selama masa pertumbuhan, daripada terlalu khawatir menurunkan berat badan.
Anak-anak perlu mendapatkan nutrisi dari berbagai jenis makanan, seperti buah-buahan, sayuran, protein rendah lemak, dan sereal utuh, sambil membatasi konsumsi gula dan lemak jenuh.
Dr. Sarah Schenker, seorang pakar nutrisi ternama dari Inggris, mengatakan bahwa strategi yang mencakup partisipasi keseluruhan anggota keluarga dalam transformasi pola hidup jauh lebih berhasil dibandingkan dengan fokus hanya pada satu anak saja.
“Merombak pola makanan dan rutinitas olahraga di dalam keluarga bisa membentuk suasana yang menguntungkan untuk si anak,” jelas Dr. Schenker.
Alih-alih menerapkan diet ketat dan membatasi konsumsi makanan, Anda sebaiknya meningkatkan aktivitas fisik anak.
Misalnya seperti bermain di luar ruangan atau mengikuti program latihan atletik, sambil membatasi penggunaan perangkat elektronik.
Orang tua juga sebaiknya tidak menjadikan makanan sebagai hukuman agar anak dapat menjaga keseimbangan emosinya.
Selain itu, orang tua perlu memberi contoh dengan menerapkan pola makan sehat dan gaya hidup aktif.
Jika berat badan anak melebihi batas normal sesuai usianya, orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter anak dan ahli gizi.
Sehingga mereka dapat menyusun pola diet yang sesuai, dengan asupan nutrisinya tetap mencukupi selama proses tumbuh kembang. (Zonalima.com)