Belum lama ini, puluhan siswa sekolah di Cianjur diduga mengalami keracunan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang seharusnya memberikan manfaat bagi siswa terlihat justru menimbulkan dugaan keracunan massal.
Dilaporkan, puluhan siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur mengalami gangguan kesehatan secara massal pada Senin, 21 April 2025.
Mereka merasakan gejala seperti mual, muntah, pusing, hingga diare. Indikasi awal, dugaan gejala ini muncul setelah para siswa menyantap makanan yang disediakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Insiden ini bermula saat siswa menerima makanan MBG sekitar pukul 12.00 WIB, yang terdiri dari mie goreng, ayam suwir, tempe mendoan, dan semangka.
Dua jam berselang, beberapa siswa mulai mengalami gejala keracunan. Kejadian ini sontak memicu kekhawatiran mendalam di kalangan orang tua siswa yang terdampak.
Mereka baru tahu, ternyata sang buah hati sedang tidak baik-baik saja. Anaknya diduga mengalami gejala keracunan makanan yang terjadi di sekolah, tepatnya setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis.
Momen panik itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, membuat sang orang tua langsung bergegas menjemput.
“Anak saya menelepon minta dijemput, sekitar pukul 15.00 WIB. Katanya mual-mual,” ujar orangtua siswa sepeti yang dikutip dari laman Tempo.co.
Cerita ini dibagikan oleh orang tua siswa tersebut, yang memilih untuk dirahasiakan namanya, sebagai gambaran bagaimana mereka pertama kali mengetahui kondisi sang anak yang mendadak sakit.
Sesampainya di rumah, anak itu akhirnya bisa sedikit bercerita. Dia bilang mulai merasa mual setelah menyantap menu makan bergizi gratis di sekolah.
Sayangnya, kondisi sang anak bukannya membaik malah makin parah. Dia mulai mengeluhkan sakit perut yang hebat dan tak henti-hentinya bolak-balik ke toilet.
“Anak saya bolak-balik ke toilet, buang air besar terus,” ujar sang orang tua dengan nada khawatir.
Salah seorang orang tua siswa yang anaknya menjadi korban mengungkapkan langkah awal penanganan yang mereka lakukan di rumah. Mereka sempat menangani sang anak secara tradisional.
Menurut orang tua tersebut, mereka memberikan air kelapa dan obat antidiare sebagai pertolongan pertama di rumah. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil; kondisi anaknya tidak kunjung membaik. Melihat sang anak terus lemas dan buang air besar, mereka memutuskan segera mencari bantuan medis.
“Sempat dikasih minum air kelapa sama obat mencret tapi tidak membaik sehingga dibawa ke RSUD Sayang,” tutur sang orang tua, menjelaskan yang kemudian membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur.
Data sementara mencatat, total 30 anak diduga mengalami gejala keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis di MAN 1 Cianjur. Jumlah ini kemungkinan bertambah seiring pendataan.
Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Erma Sopiah, belum memberikan penjelasan terperinci terkait siswanya yang diduga mengalami keracunan massal.
Erma justru menyarankan awak media untuk mencari informasi langsung dari pihak lain yang dinilainya lebih berwenang. Ia secara eksplisit mengarahkan agar konfirmasi dilakukan kepada pihak rumah sakit yang menangani siswa serta penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kalau masalah keracunan silakan konfirmasi ke dokter dan penyedia makanan,” ujar Erma seperti yang diberitakan.
Menanggapi kejadian ini, Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian langsung menjenguk korban di RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara. Ia menegaskan bahwa pihaknya menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab pasti insiden ini.
Disisi lain, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah mengambil sampel makanan dan muntahan korban untuk diuji lebih lanjut.
Tidak berselang lama usai kejadian Makan Bergizi Gratis ini, warganet melontarkan kritik tajam terhadap program MBG, terutama standar kualitas dan keamanannya.
Menurut mereka, kasus ini bukan yang pertama. Sejumlah insiden serupa telah terjadi di berbagai daerah, memunculkan pertanyaan besar: Apakah menu Makan Bergizi Gratis benar-benar aman untuk dikonsumsi?
Di media sosial, warganet ramai-ramai mengkritik program MBG dengan sebutan “Makan Beracun Gratis”. Akun @mini_niwdir mempertanyakan kualitas bahan makanan yang digunakan.
“Setelah beberapa vendornya kena masalah pembayaran, sekarang pakai bahan yg tidak layak? MBG tuh Apa Sekarang? Makan Beracun Gratis?” tulisnya di media X pada Selasa, 22 April 2025.
Sementara akun @el_utara mengungkap daftar kasus dugaan keracunan MBG pernah terjasi di berbagai daerah, termasuk Nganjuk, Sukoharjo, Nunukan, Pandeglang, Waingapu, Batang, dan Cianjur”.
Kritik semakin tajam setelah beberapa vendor MBG sebelumnya mengalami masalah pembayaran, yang diduga berimbas pada penurunan kualitas makanan. Berdasarkan pantauan, Warganet menuntut evaluasi menyeluruh sebelum program ini dilanjutkan kembali. (Zonalima.com)