Viral dokter Garut menjadi sorotan tajam usai terciduk melalui rekaman video CCTV yang beredar luas di media sosial.
Video viral tersebut menunjukkan dugaan skandal pelecehan seksual terhadap pasien yang tampak sedang dilakukan pemeriksaan USG.
Akibatnya, banyak warganet terpantau geram setelah menyaksikan video rekaman CCTV itu yang menunjukkan tindakan dokter Garut tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dokter Garut yang terlibat bernama M. Syafril Firdaus, spesialis dokter kandungan. Dokter garut ini diduga melakukan tindakan tidak pantas saat memeriksa pasien di sebuah klinik swasta di Garut, Jawa Barat.
Kejadian dokter Garut viral ini dilaporkan terjadi sekitar 27 Juni 2024, namun baru viral pada 15 April 2025.
Dalam video viral dokter Garut tersebut, dia terlihat memeriksa pasien dengan alat USG di area perut. Namun tangan kirinya diduga meraba area sensitif pasien ke area dada (payudara).
Kronologi dan Modus Dokter Garut:
Menurut informasi dan diskusi warganet, dokter kandungan itu menawarkan pemeriksaan USG gratis melalui pesan WhatsApp. Belakangan, diketahui bahwa tawaran dari dokter kandungan tersebut bukan bagian dari program resmi klinik.
Pemeriksaan dilakukan tanpa kehadiran asisten medis. Seluruh tindakan dokter terekam jelas oleh kamera CCTV yang terpasang di ruangan.
Pihak klinik mengungkapkan bahwa mereka telah mencurigai perilaku dokter tersebut sebelumnya. Karena itu, mereka memutuskan untuk memasang kamera pengawas sebagai langkah antisipasi.
Di media sosial, kasus ini tampak memicu kemarahan warganet. Banyak yang mengecam tindakan dokter, dengan beberapa akun menyebutkan bahwa ada korban lain yang mulai berani bersuara.

Selain itu, ada juga sebagian warganet yang mengingatkan untuk tidak terburu-buru menghakimi sebelum proses hukum selesai.
Seorang warganet media X @ilhampid mengatakan “Ini sudut pandang kamera atau permainan narasi seorang dokter dianggap melakukan pelecehan saat melakukan pemeriksaan USG”.
“Kalau kasus PPDS anak Unpad jelas konteks pelecehan dan pemerkosaan nya. Kalau Kasus dokter SpOG garut ini bagi ku, masih bisa di perdebatkan,” lanjutnya.
Namun, banyak pengguna terpantau menyuarakan kekecewaan dengan komentar yang memicu perdebatan.
“Support korban dulu ..!! Tetapi ada clausa “ dokter terkait harus menjelaskan kenapa dia melakukan itu ..!!, terkait pemeriksaan apa enggak?? Disinlah konteks perdebatan nya ..!!!,” tulis akun @ilhampid di media X.
Meski demikian, diskusi warganet tampak menunjukkan betapa sensitifnya isu pelecehan seksual, terutama ketika melibatkan profesi yang dipercaya seperti dokter.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, membenarkan adanya laporan serupa pada 2024. Ia menegaskan bahwa kasus ini terjadi di klinik swasta, bukan fasilitas pemerintah. Dokter tersebut juga sudah tidak bekerja di rumah sakit pemerintah sejak kontraknya habis akhir 2024.
“Saya harus periksa lagi pastinya kapan, tapi kalau tidak salah ini di tahun 2024. Kejadiannya bukan di RS milik pemerintah,” ungkap Leli seperti yang diberitakan.
Disisi lain, Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin, memimpin langsung penyelidikan terhadap kasus ini. Tim khusus telah dibentuk untuk menangani penyelidikan secara menyeluruh.
Polisi telah membentuk tim khusus untuk memeriksa lokasi klinik dan rekaman CCTV meskipun belum ada laporan resmi dari korban.
Hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan apakah kasus dokter Garut tersebut merupakan kejadian baru atau memiliki kaitan dengan laporan sebelumnya. (Zonalima.com)
Catatan: Informasi dalam artikel ini berdasarkan laporan media dan diskusi publik hingga April 2025. Pembaca diimbau untuk mengikuti perkembangan resmi dari pihak berwenang untuk keakuratan fakta.