Mengenang Ray Sahetapy, Aktor Ikonik yang Taklukkan Dunia Hiburan dari The Raid hingga Captain America

Zonalima

Ray Sahetapy, nama yang tak asing di dunia perfilman Indonesia, telah meninggalkan jejak mendalam dalam industri hiburan.

Aktor legendaris Indonesia berpengalaman dengan nama lengkap Ferenc Raymon Sahetapy ini sudah tiada pada umur 68 tahun.

Berita sedih tersebut pertama kali disampaikan oleh anaknya, Surya Sahetapy, lewat postingan di akun Instagram pribadinya pada selasa malam, 1 April 2025.

Baca juga:
Profil Ray Sahetapy: Jejak Perjalanan Mengukir Sejarah Perfilman Indonesia Hingga Tutup Usia

Meski demikian, Ray Sahetapy dikenal sebagai salah satu pemeran tersohor di Indonesia dan sudah menyumbangkan banyak hal pada bidang akting.

Aktor legendaris ini dikenal karena dedikasinya yang luar biasa dalam seni peran, menjadikannya salah satu ikon perfilman Tanah Air.

Dari layar lebar Indonesia hingga panggung internasional, Ray berhasil menaklukkan berbagai tantangan dengan bakat dan karisma yang memukau

Mantan aktor tersebut telah membintangi film-film populer seperti The Raid sampai Captain America. Melalui perannya yang memukau, dia sukses menciptakan dampak besar dalam hati para pendukungnya.

Pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah 1 Januari 1957 ini memulai kariernya di dunia seni peran sejak tahun 1980. Dengan lebih dari 70 film yang telah dibintanginya, Ray menjadi simbol keunggulan akting yang diakui lintas generasi.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah perannya dalam film aksi fenomenal The Raid (2011), yang membuka pintu bagi Ray untuk dikenal di kancah internasional.

Tak hanya di Indonesia, Ray juga sempat mencicipi panggung Hollywood melalui film Captain America: Civil War. Meski adegannya akhirnya dihapus, kehadirannya tetap menjadi kebanggaan bagi perfilman Indonesia.

Dilansir dari Detik.com, Ray awalnya dipilih untuk memerankan seorang juru lelang dalam adegan yang melibatkan karakter Zemo. Sayangnya, adegan tersebut diubah demi kebutuhan cerita, namun apresiasi terhadap bakat Ray tetap tinggi.

Dalam The Raid, Ray memerankan Tama Riyadi, seorang bos kriminal yang kejam dan cerdas. Perannya yang intens dan penuh emosi membuat karakter ini begitu ikonik.

Menurut laman dari Kaltimpost grup JawaPos.com, film ini menjadi salah satu tonggak penting dalam karier Ray, sekaligus memperkenalkan cinema Indonesia ke panggung dunia.

Dedikasinya dalam dunia seni peran, baik di layar lebar maupun teater, telah memberikan warisan berharga bagi generasi mendatang.

Disisi lain, Melalui film “Nusa Penida” (1988), Ray Sahetapy mendapatkan nominasi sebagai aktor terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) di tahun 1989.

Ray Sahetapy juga telah menerima nominasi tujuh kali di acara FFI, termasuk untuk karyanya dalam film Ponirah Terpidana pada tahun Festival Film Indonesia 1984 serta Secangkir Kopi Pahit pada tahun Festival Film Indonesia 1985.

Selain itu, terdapat juga film seperti Kerikil-Kerikil Tajam (FFI 1985), Opera Jakarta (FFI 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (FFI 1988), dan sampai dengan Jangan Bilang Siapa-Siapa (FFI 1990).

Pada tahun 2016, Ray Sahetapy terlibat dalam film Hollywood yang berjudul Captain America Civil War.

Setelah bercerai dari Dewi Yull, Ray Sahetapy kemudian menikahi Sri Respatini Kusumastuti yang merupakan pernikahan keduanya.

Ray Sahetapy
Dokumentasi foto kenangan Ray Sahetapy. (Media X @FilmIndoSource)

Biodata Ray Sahetapy

Nama lengkap: Farence Raymond Sahetapy
Nama: Ray Sahetapy
Tgl_lahir: 1 Januari 1957
Lokasi kelahiran: Donggala, Sulawesi Tengah
Almamater: Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

Kehidupan pribadi

Ray Sahetapy menikahi Dewi Yull pada 16 Juni 1981. Pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak, yaitu Gizca Putri Sahetapy, Rama Putra Sahetapy, Panji Surya Sahetapy, dan Mohammad Raya Sahetapy.

Keempat anak tersebut menjadi bagian dari perjalanan hidup yang penuh warna bagi Ray dan Dewi. Namun, perjalanan rumah tangga mereka berakhir pada 24 Agustus 2004.

Ray dan Dewi Yull memutuskan untuk berpisah setelah menjalani lebih dari dua dekade bersama. Meski begitu, jejak keluarga yang telah dibangun tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.

Tak lama setelah perpisahan, Ray menikah secara siri dengan Sri Respatini Kusumastuti pada bulan Oktober 2004. Perjalanan baru ini membawa babak berbeda dalam kehidupan pribadinya.

Karier Ray Sahetapy

Perjalanan karier Ray Sahetapy dimulai pada tahun 1980 melalui debut filmnya yang berjudul Gadis. Dalam proyek tersebut, ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Dewi Yull, yang kelak menjadi pasangan hidupnya. Pertemuan ini menjadi awal dari perjalanan karier dan kisah pribadi yang penuh makna.

Delapan tahun kemudian, Ray tampil memukau dalam film Nusa Penida yang dirilis pada tahun 1988. Penampilannya yang luar biasa di film ini memberinya penghargaan bergengsi.

Dilansir dari Tempo, ia mendapatkan nominasi untuk kategori Aktor Terbaik di Festival Film Indonesia 1989, sebuah pengakuan atas kemampuan aktingnya yang tak terbantahkan.

Di tengah kelesuan industri perfilman, Ray menunjukkan dedikasi yang luar biasa dengan mendirikan sebuah studio pertunjukan.

Langkah ini menjadi bentuk dukungannya terhadap seni peran, sekaligus kontribusi nyata untuk menghidupkan kembali gairah perfilman Indonesia yang sempat redup. (Zonalima.com)

Tinggalkan komentar