Ilmuwan Korea Selatan dikabarkan sedang mengembangkan Logam Ajaib Super Revolusioner. Mereka seolah tak mau kalah dengan ekstremnya cuaca. Rupanya, mereka baru saja menorehkan tinta emas dalam dunia sains material.
Mereka dikabarkan berhasil menciptakan sebuah material logam yang sungguh mencengangkan. Bukan sekadar logam biasa, benda ini dijuluki “ajaib” karena kemampuannya yang luar biasa.
Hebatnya lagi, logam ajaib ini konon tahan banting terhadap suhu ekstrem. Panas membara? Dingin membekukan? Seolah tak jadi masalah baginya. Penemuan ini jelas memantik rasa penasaran kita semua.
Apa Sebenarnya Rahasia Dibalik Logam Ajaib ini?
Tentu saja, istilah “logam ajaib” itu bukanlah penamaan yang sebenarnya. Istilah itu hanyalah cara kita, sebagai masyarakat awam, merespons penemuan ilmiah yang membuat kita terpesona.
Tapi, jangan buru-buru menganggap remeh. Di balik nama yang terdengar megah itu, ada riset yang mendalam dan sangat serius. Informasi ini bahkan kita dapatkan langsung dari situs resmi POSTECH (Pohang University of Science and Technology), salah satu universitas terkemuka di Korea Selatan.
Hasil penelitian tentang logam ajaib ini juga sudah dipublikasikan di jurnal internasional terpercaya, yaitu Materials Research Letters. Ini artinya, temuan ini bukan sekadar klaim sepihak, melainkan sudah melalui proses validasi yang ketat dari para ahli di bidangnya.
Jadi, makin penasaran, kan, seberapa hebat sih logam ajaib ini?
Penemuan ini bermula dari tim peneliti dari POSTECH yang berhasil mengembangkan paduan logam baru namun tetap kokoh dan fleksibel meskipun berada di suhu ekstrem.
Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Hyoung Seop Kim, yang bekerja sama dengan para ahli dari Departemen Ilmu Material dan Teknik, Institut Teknologi Besi Pascasarjana, serta Departemen Teknik Mesin.
Mereka memperkenalkan konsep Hyperadaptor, sebuah inovasi yang diklaim akan membawa material logam ke level yang lebih tinggi. Melalui berbagai serangkaian penelitian, mereka berhasil mengembangkan paduan entropi tinggi (HEA) berbasis nikel, dan mampu mempertahankan performanya di berbagai kondisi suhu ekstrem.
Material HEA ini menunjukkan kinerja mekanis yang hampir tidak berubah meskipun menghadapi perubahan suhu yang sangat drastis. Dari kondisi kriogenik sedingin -196°C (77 K) hingga panas tinggi mencapai 600°C (873 K), material ini tetap stabil tanpa kehilangan sifat utamanya.
Keunggulan ini berasal dari endapan L1₂ skala nano yang tersebar merata dalam struktur paduan. Partikel-partikel kecil ini berfungsi sebagai penguat utama, mencegah deformasi dan memastikan material tetap kuat di berbagai suhu.
Tidak hanya itu, struktur internal paduan juga dirancang sedemikian rupa agar dapat menyesuaikan tekanan secara otomatis. Mekanisme selip yang konsisten membuatnya mampu bertahan tanpa mengalami penurunan kualitas meskipun berada di lingkungan yang ekstrem.
Profesor Hyoung Seop Kim, salah satu peneliti utama dalam proyek ini, menekankan pentingnya inovasi tersebut. Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa HEA yang mereka kembangkan bukan sekadar paduan logam biasa.
“Material ini menembus batasan paduan yang telah ada selama ini,” ucapnya seperti yang dikutip dari laman situs web resmi Postech.
Pernyataan tersebut terlihat menggarisbawahi satu hal yang jelas. HEA ini jauh melampaui kemampuan logam konvensional yang kita kenal. Paduan ini berpotensi menjadi solusi bagi berbagai industri yang membutuhkan material super kuat.
“Konsep Hyperadaptor merupakan terobosan dalam pengembangan bahan generasi berikutnya dengan perilaku mekanis yang konsisten bahkan dalam kondisi ekstrem,” kata Profesor Hyoung Seop Kim.
Penelitian ini ternyata juga mendapat dukungan dari dua pihak penting. Pertama, Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan berdiri di belakang penelitian ini. Mereka memfasilitasinya melalui Program Pengembangan Teknologi Nano dan Material.
Dukungan kedua datang dari sektor industri Hyundai Motor Group. Raksasa otomotif ini turut ambil bagian, memberikan pembiayaan yang krusial bagi pengembangan material logam ini.
Meskipun demikian, material logam ini tidak selalu dapat bertahan pada semua suhu ekstrem yang mungkin ada di alam semesta. Namun, kemampuannya untuk tetap kuat dan berfungsi dalam rentang suhu yang sangat tinggi merupakan kemajuan yang signifikan.
Para ilmuwan dari Korea Selatan seolah sedang menantang batasan fisika material, dan saat ini mereka semakin mendekati menciptakan ‘logam super’ yang dapat diandalkan bahkan dalam kondisi esktrem.

Sementara itu, menurut laporan yang dirilis Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), material Hyperadaptor membawa potensi besar yang patut dicatat. Material logam ini digadang-gadang akan menjadi kunci dalam memainkan peran vital di sejumlah industri penting masa depan.
Sebut saja industri dirgantara, otomotif, hingga sektor energi. Alasannya, sektor mereka dinilai paling sering berhadapan langsung dengan kondisi lingkungan paling ekstrem. Bayangin aja, pesawat luar angkasa di suhu beku antariksa, atau komponen infrastruktur pembangkit listrik yang harus tahan panas membakar. Hyperadaptor diklaim dapat menjawab semua tantangan itu.
Kini, tinggal menunggu waktu hingga teknologi ini diadaptasi lebih luas. Apakah inovasi ini berpotensi mengubah wajah industri modern. Atau, mungkin kita akan segera melihat mobil, pesawat, atau bahkan bangunan dengan Hyperadaptor sebagai bahan utamanya? Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Hahaa.. ^_^ (Zonalima.com)