Gelombang Dugaan Keracunan Menu Makan Bergizi Gratis Kembali Terjadi di SMP PGRI 1 Cianjur

Aris Ha

Kasus dugaan keracunan makanan dari menu Makan Bergizi Gratis kembali menghebohkan Cianjur.

Setelah insiden yang menimpa puluhan siswa di MAN 1 Cianjur, kini belasan siswa dari SMP PGRI 1 Cianjur juga mengalami gejala serupa.

Insiden keracunan makanan ini juga diduga setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 22 April 2025.

Belasan siswa tersebut dilaporkan harus segera dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala-gejala seperti mual, muntah, pusing, dan sakit perut.

Baca juga:
Program Makan Bergizi Gratis Kena Sorotan Warganet Usai Dugaan Siswa Sekolah di Cianjur Keracunan Makanan

Kejadian dugaan keracunan makanan dari menu Makan Bergizi Gratis ini juga mencuat di berbagai media sosial. Terpantau sejumlah warganet ikut khawatir dan mencari tahu kondisi korban.

Namun demikian, pihak sekolah dikabarkan langsung bergegas mengambil tindakan yang dikonfirmasi langsung oleh Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati.

Awalnya, ia dan pihak sekolah hanya mengira para siswa mengalami masuk angin akibat cuaca yang kurang bersahabat. Namun, setelah banyak siswa yang mengalami keluhan serupa, pihak sekolah segera bertindak dan melarikan mereka ke rumah sakit.

Berdasarkan laporan yang dihimpun hingga Selasa (22/4/2025), tercatat 23 siswa mengalami keluhan kesehatan. Kondisi sebagian besar dari mereka dikabarkan cukup mengkhawatirkan.

Bahkan tiga siswa harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Selain siswa, tiga orang guru yang juga ikut mengonsumsi makanan MBG dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan dengan stadium ringan.

Baca juga:
Polemik Program Makan Bergizi Gratis: Mitra MBG Diklaim Belum Terima Bayaran, Segini Total Kerugiannya

Sementara itu, Dinas Kesehatan setempat juga bergerak cepat menangani para siswa yang mengalami dugaan keracunan makanan. Tim medis segera mengambil sampel makanan yang dikonsumsi para siswa.

Beberapa muntahan siswa yang mengalami gejala pun turut dikumpulkan sebagai bahan analisis. Semua sampel ini langsung dikirim ke laborat untuk diuji lebih lanjut.

Menu Makan Bergizi Gratis Diduga Jadi Penyebab

Makan Bergizi Gratis
Salah satu menu Makan Bergizi Gratis. (Media X @KodamKasuari)

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai media mainstream, menu makanan yang disantap siswa SMP PGRI 1 Cianjur dari program MBG yang terdiri dari nasi, mi goreng, ayam suwir tanpa bumbu, tempe mendoan, hingga buah semangka.

Namun, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah mengamankan sampel dari menu makanan yang diduga sebagai penyebab insiden ini. Menurut informasinya, langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah ada zat berbahaya yang terkandung di dalamnya hingga menyebabkan keracunan massal.

Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustikawati tampak memiliki kecurigaan kuat. Katanya, menu Makan Bergizi Gratis yang dibagikan hari itu mungkin biang kerok keracunan massal siswanya. Sebuah dugaan yang cukup mengagetkan, mengingat ini adalah program yang seharusnya ‘bergizi’.

Akibatnya, pihak sekolah telah menghentikan sementara distribusi makanan dari program MBG ini. Namun begitu, pihak sekolah masih menunggu hasil laboratoium Dinkes dan penyelidikan kepolisian.

Usut punya usut, sumber makanan MBG yang dikonsumsi siswa ternyata berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari. Lembaga yang sama juga memasok makanan ke MAN 1 Cianjur.

Baca juga:
Fakta Dibalik Polemik Program Makan Bergizi Gratis, Kepala BGN Respon Begini Terkait Mitra MBG yang Belum Dibayar

Kecurigaan itu diperkuat oleh pengakuan dari pihak Yayasan Khasanah Ibu Bahagia. Ridwan Abdullah, salah satu pengurusnya membenarkan. bahwa menu Makan Bergizi Gratis yang disantap siswa dari dua sekolah ini memang dimasak di dapur umum yang sama. Artinya, risiko kontaminasi bisa jadi meluas.

Ridwan memaparkan “Ya, disetop sementara produksi makanan untuk semua sekolah yang dipasok dari SPPG Limbangansari,” ucapnya yang dikutip dari laman Tempo.co.

Menurut Ridwan, pihaknya masih menunggu hasil pengujian sample dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cianjur. Penghentian sementara ini memang dilakukan sebagai bagian dari proses investigasi. Para pihak yang terlibat masih berusaha mengungkap apa yang sebenarnya terjadi, sebelum dapur kembali beroperasi.

Situasi ini bukan main-main. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur sampai resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk insiden keracunan makanan ini. Mirisnya, dugaan kuat mengarah pada menu Makan Bergizi Gratis sebagai penyebabnya.

Yusman Faizal selaku Kepala Dinkes mengungkapkan bahwa, mereka telah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi menyeluruh. Sampel makanan yang dikonsumsi para korban serta muntahan mereka langsung dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

Pihak Dinkes juga memastikan bahwa seluruh pasien akan mendapatkan penanganan yang komprehensif hingga pulih. Namun, sebagian besar siswa yang sempat mendapatkan perawatan awal di rumah sakit kini telah diperbolehkan pulang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan tambahan terkait siswa SMP PGRI Cianjur yang diduga mengalami keracunan.

“Laporannya belum masuk, baru data dari MAN yang sudah lengkap,” ujar Frida seperti yang dikutip dari laman Tempo.co.

Data terbaru per 22 April 2025 dari di RSUD Sayang, melaporkan sebanyak 35 orang terdampak, tetapi seluruhnya sudah dipulangkan. Tidak ada pasien yang masih dalam observasi maupun menjalani perawatan.

Sementara di RS Bhayangkara, kasus keracunan ini berdampak pada 16 siswa, dengan rincian 1 orang masih dalam observasi, 6 orang dirawat, dan 9 orang telah dipulangkan.

Frida juga menegaskan bahwa seluruh pasien yang tercatat di rumah sakit tersebut merupakan siswa MAN 1 Cianjur yang sebelumnya diduga mengalami keracunan.

Selanjutnya, pihak berwenang masih menunggu hasil uji laboratorium yang diperkirakan akan keluar dalam waktu satu minggu untuk mengetahui penyebab pasti keracunan ini. Disamping itu, penyelidikan juga melibatkan pihak kepolisian untuk menelusuri lebih lanjut terkait insiden ini. (Zonalima.com)