MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) adalah sebuah teori kepribadian yang dikembangkan berdasarkan konsep psikologi Carl Jung.
Namun, beberapa tipe kepribadian MBTI memang cenderung tidak sadar saat mereka menginterupsi percakapan. Hal ini biasanya terjadi karena sifat alami mereka dalam berpikir atau berkomunikasi.
Padahal, percakapan yang nyaman bergantung pada keseimbangan antara berbicara dan mendengarkan. Namun, ada sebagian orang yang tanpa disadari sering menginterupsi lawan bicara.
Bukan karena tidak sopan, tetapi lebih karena sifat alami yang membentuk pola komunikasi mereka.
Tipe-tipe MBTI
Menurut teori Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), kepribadian seseorang mempengaruhi cara mereka berinteraksi. MBTI mengelompokkan kepribadian manusia ke dalam 16 tipe berdasarkan empat dimensi utama:
1. Ekstrovert (E) vs. Introvert (I)
Bagaimana seseorang memperoleh energi, apakah dari interaksi sosial atau dari refleksi internal.
2. Sensing (S) vs. Intuition (N)
Cara seseorang memproses informasi, apakah lebih berfokus pada fakta konkret atau pola dan kemungkinan.
3. Thinking (T) vs. Feeling (F)
Cara seseorang mengambil keputusan, apakah berdasarkan logika dan objektivitas atau berdasarkan nilai-nilai dan emosi.
4. Judging (J) vs. Perceiving (P)
Bagaimana seseorang mengatur hidupnya, apakah lebih terstruktur dan terencana atau fleksibel dan spontan.
Meski demikian, beberapa tipe MBTI tampak cenderung lebih antusias atau langsung dalam berbicara. Sehingga bisa memotong pembicaraan tanpa bermaksud buruk. Lalu, siapa saja yang paling sering melakukan ini?
Dikutip dari berbagai sumber dan analisis pola komunikasi MBTI, berikut lima tipe kepribadian yang sering tanpa sadar menginterupsi percakapan:
ENTP (Debater) – Berdebat dengan Antusias, Kadang Terlalu Bersemangat
Tipe kepribadian ini dikenal sebagai pemikir cepat dan suka tantangan. ENTP sangat antusias dalam diskusi, sehingga sering kali mereka menyela dengan sudut pandang baru sebelum lawan bicara selesai berbicara.
Melansir dari berbagai studi komunikasi, ENTP menikmati debat dan eksplorasi ide, membuat mereka terdorong untuk langsung mengutarakan pendapat.
Mereka aktif menukar pikiran, menjelajahi sudut pandang baru, dan menghadapi argumen yang menurut mereka menarik. Ketajaman berpikir yang mereka miliki mendorong keinginan untuk segera menyampaikan ide sebelum kesempatan berlalu.
Karena sifat ini, mereka sering kali tanpa sadar memotong pembicaraan orang lain. Bagi ENTP, mendebat dan berdiskusi adalah bagian dari kesenangan. Mereka menikmati percakapan yang dinamis dan penuh energi, terutama dalam suasana yang kompetitif atau intelektual.
Dalam lingkungan sosial yang lebih santai, interupsi bagi ENTP bukanlah gangguan, melainkan cara untuk mengambil alih percakapan dan memperlihatkan antusiasme.
Mereka ingin menunjukkan keterlibatan dan kepedulian terhadap topik yang sedang dibahas. Namun, bagi sebagian orang, sikap ini bisa terlihat kurang sopan dan mengganggu alur pembicaraan.
ENTP sering kali tidak berniat mendominasi percakapan, tetapi naluri mereka untuk berpartisipasi aktif membuat mereka sulit menahan diri untuk tidak menyela.
Memahami pola komunikasi ini dapat membantu mereka lebih sadar dalam berinteraksi dan menciptakan percakapan yang lebih seimbang.
ESTP (Entrepreneur) – MBTI yang Terlalu Spontan dan Cepat Bertindak
Orang dengan kepribadian ESTP selalu ingin segera bertindak. Mereka lebih fokus pada solusi daripada percakapan panjang.
Dilansir dari analisis MBTI, tipe ini bisa tidak sabar mendengarkan penjelasan yang dianggap bertele-tele, sehingga sering langsung menyela dengan saran atau keputusan yang menurut mereka lebih efektif.
Dalam konteks sosial, orang bertipe ESTP cenderung lebih tertuju pada tindakan dan hasil daripada memikirkannya secara mendetail. Mereka punya insting kuat untuk ikut serta dalam diskusi yang hidup dan dinamis, hingga kadang melihat pembicaraan sebelum mencapai titik penting bisa diabaikan.
Apabila mereka merasa sebuah argumen sudah jelas atau mulai menyimpang, mereka tidak ragu untuk langsung menyela. Bagi mereka, tindakan ini bukan gangguan, melainkan upaya mengembalikan diskusi ke arah yang lebih bermanfaat dan produktif.
ENTJ (Commander) – Pemimpin Kuat yang Mengutamakan Efisiensi
Sebagai pemimpin alami, ENTJ ingin segala sesuatu berjalan lancar dan sistematis. Mereka bisa tidak sadar menginterupsi saat merasa pembicaraan kurang produktif.
Dikutip dari berbagai penelitian tentang pola komunikasi MBTI, tipe ini cenderung mengarahkan percakapan agar lebih terstruktur, terkadang dengan cara yang terlalu dominan.
Namun, sikap ini bisa berdampak berbeda bagi lawan bicara mereka. Dalam beberapa situasi, orang lain bisa merasa diabaikan atau bahkan terintimidasi saat berbicara dengan ENTJ.
Gaya komunikasi yang dominan ini dapat membuat orang lain merasa pendapat mereka kurang diperhitungkan, terutama jika tidak terbiasa dengan cara berkomunikasi yang lugas dan langsung.
INTP (Logician) – MBTI yang Berpikir Cepat, Sering Memotong dengan Logika
INTP dikenal sebagai pemikir analitis yang selalu mencari jawaban rasional. Mereka sering kali terlalu tenggelam dalam pemikiran sendiri sehingga tanpa sadar menyela dengan sudut pandang yang berbeda.
Karena lebih berfokus pada konsep daripada dinamika sosial, INTP kadang kurang menyadari bahwa mereka telah menginterupsi.
ESFP (Entertainer) – MBTI yang Penuh Energi, Kadang Terlalu Dominan
Sebagai sosok yang menyukai interaksi sosial, ESFP sering berbicara dengan penuh semangat dan spontan.
Menurut berbagai referensi psikologi komunikasi, tipe ini cenderung lebih ekspresif dalam berbicara, terkadang terlalu bersemangat sehingga mengambil alih percakapan tanpa bermaksud menginterupsi.
Mereka lebih suka bertukar pikiran secara spontan daripada mengikuti percakapan yang telah direncanakan sebelumnya. Sikap ini membuat mereka lebih ekspresif dan energik dalam berinteraksi.
Karena gaya komunikasi yang spontan, mereka sering kali tidak menyadari bahwa telah menyela pembicara lain. Mereka begitu bersemangat untuk berbagi pemikiran sehingga tanpa sengaja mengambil alih percakapan sebelum lawan bicara selesai menyampaikan ide mereka.
Meskipun perilaku ini sering menciptakan suasana ceria dan menyegarkan, dalam beberapa situasi hal ini bisa dianggap kurang sopan. Lawan bicara yang lebih menghargai jeda dan ruang dalam percakapan mungkin merasa kurang diperhatikan atau bahkan terganggu oleh interupsi yang tidak disengaja.
Menginterupsi percakapan bukan selalu tanda ketidaksopanan, dan terkadang hanya soal gaya komunikasi yang berbeda.
Namun, memahami pola komunikasi berdasarkan MBTI dapat membantu seseorang lebih sadar saat berinteraksi dan menciptakan percakapan yang lebih harmonis.
Jika merasa sering menyela orang lain, cobalah latihan mendengarkan secara aktif dan beri jeda sebelum merespons. Dengan begitu, percakapan bisa lebih menyenangkan bagi semua pihak. (Zonalima.com)